CAUTION

Blog Project deadline is 15 February 2010 at 00.00<> (WIB Times). Jangan lupa setiap anggota kelompok diwajibkan untuk memasukkan paling sedikit 5 (lima) postingan mengenai IT Category dengan ketentuan seperti yang sudah dijelaskan pada saat praktikum Komputer yang lalu.

Blog ini Wajib memiliki fasilitas-fasilitas:

  1. Cita Hati Logo
  2. Search Blog
  3. Blog Category (Blog Labels or Label Cloud or Blogumus)
  4. About this Blog (Nama anggota2 kelompok + foto)
  5. ShoutBox
  6. Blogroll (isikan alamat blog/url kelompok2 yang lain)
  7. Latest Post
  8. Latest Comments
  9. Polling (sesuaikan dengan tema field trip)
  10. Blog/Web Counter (Ex : Histat)

Bonus Point :

Jika ada pertanyaan silakan contact saya di : mmeinardi@yahoo.com atau di twitter

 

With God's Love

Enter The Blog

Bahasa Indonesia


Pengertian:
Pemberitaan atau reportase adalah laporan lengkap ataupun interpretatif (telah disajikan sebagaimana dianggap penting oleh redaksi pemberitaan) ataupun berupa pemberitaan penyelidikan (investigatif reporting) yang merupakan pengkajian fakta-fakta lengkap dengan latar belakang, trend/ kecenderungan, yang mungkin terjadi di masa mendatang.



Proses pencarian berita:
Berita dicari secara langsung dari lapangan. Dengan menggunakan wartawan yang beraksi di lapangan mereka meliput semua kisah peristiwa yang akan dijadikan bahan untuk diberitakan. Mereka melakukan wawancara, pengambilan gambar, dan lainnya. JTV memiliki biro di luar kota yaitu Banyuwangi, Bojonegoro, Madiun, Jember, dan lainnya.



Proses pelaporan berita:
Informasi yang didapat dari lapangan akan diolah dan melalui proses editing sehingga layak untuk diberitakan luas. Gambar-gambar dipilih secara cermat dan disusun dengan beritanya secara rapi.



Proses editing:
Proses editing dilakukan dengan cara pemilihan gambar yang baik dan pembenahan kata dalam berita tersebut agar tata letaknya sesuai aturannya dan memperbaiki kata-kata yang salah dan tidak pantas untuk didengar. Dengan proses editing ini membuat video berita yang di edit menjadi lebih bagus dan ditambahkan voice over supaya penonton mengerti apa yang sedang ditontonnya dan memberikan tambahan informasi bila kurang. Berita akan dibacakan oleh pembawa acara terlebih dahulu lalu setelah itu video yang telah diedit akan ditampilkan.






By: Raymond - XI iPS


Read more...
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bahasa Indonesia

  1. Pengertian reportase

Pengambilan gambar, mengumpulkan fakta-fakta tentang berbagai macam berita dari berbagai sumber/nara sumber berita yang langsung pada saat kejadian itu atau secara live.


  1. Proses pencarian berita

Dalam proses pencarian berita semua redaksi yang ada pasti mempunyai titik reportase yang berbeda-beda, yaitu dari perwakilan dari masing-masing stasiun televisi sesuai dengan daerah-daerah tertentu. (misalnya 7 biro di JTV yaitu Banyuwangi, Bojonegoro, Madiun, Jember, dan lain-lainnya).



  1. Proses pelaporan berita

Setelah reporter mencari berita live, lalu berita wawancara di berikan ke kantor dengan proses pengeditan, dan di buatkan kata-kata tentang berita tersebut yang diketahui reporter setelah peliputan berita tentang kejadian yang diketahui oleh reporter dengan menggunakan konsep(5W,1H yaitu who, where, when, what, why,how).


  1. Proses editing

Dalam proses pengeditan berita dilakukan dengan mengumpulkan semua berita dan foto, setelah itu berita di ringkas menjadi satu dan mencari foto yang terbaik untung di tunjukan di televis. Setelah pengeditan berita selesai di beri voice over. Voice over yaitu bila selesai mengambil gambar dari tempat kejadian lalu di berikan suara. Setelah semua dicek, lalu akan di tanyangkan di berita(TV) dengan pembawa berita.Video di edit dengan membuang bagian yang tidak di perlukan lalu bagian penting dijadikan satu rekaman berita sehingga menjadi satu video yang siap ditampilkan di dalam televisi.





Read more...
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bahasa Indonesia


Reportase

Pengertian :

Pengambilan berita yang terjadi pada saat kejadian itu juga (secara live). Selain berita, pengambilan gambar juga diperlukan sebagai dokumentasi berita.

Proses Pencarian Berita :


Semua redaksi pasti punya titik reporter ( pada masing-masing daerah, reporter telah bersiap di daerah tersebut untuk mendapatkan berita). Di JTV, terdapat beberapa biro yaitu di Banyuwangi, Bojonegoro, Madiun, Jember, dan lainnya.


Proses Pelaporan Berita :


Reporter melakukan pencarian berita secara langsung (live), setelah berita didapatkan lalu reporter melakukan wawancara dengan narasumber. Setelah wawancara, reporter dan kru nya kembali ke kantor dan melakukan proses editing berita agar berita tersebut tersusun rapi dan gambar dipilih berdasarkan hasil yang paling bagus. Lalu, reporter melakukan pembuatan ringkasan berita tentang hasil berita yang diketahui reporter dengan menerapkan konsep 5W 1H (Who, Where, When, What, Why, How) yaitu kapan, dimana, siapa, apa yang terjadi, mengapa hal tersebut terjadi, dan bagaimana kejadiannya.

Pengeditan Berita :


Proses ini dilakukan dengan cara setelah pengumpulan berita dan foto, berita diringkas menjadi satu dan foto dipilih berdasarkan hasil yang terbaik. Setelah itu video tentang kejadian atau video yang berkaitan dengan berita diedit dengan membuang bagian-bagian yang tidak perlukan dan dijadikan satu dengan rekaman berita sehingga menjadi 1 video. Setelah selesai, hasil ini diberikan kepada Voice Offer ( seseorang yang mengurus penayangan berita ke TV ). Setelah dicek, voice offer akan menayangkan berita tersebu ke TV. Berita akan dibacakan oleh pemabawa berita sambil ditayangkan hasil video dan foto yang telah diedit.



Sumber : Wawancara dengan kru JTV

Created By : Kelvin Sugiarto

Read more...
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bahasa Indonesia


Pengertian Reportase

Reportase adalah suatu laporan yang dilakukan oleh reporter atau wartawan mengenai suatu peristiwa yang dilihatnya dengan mata kepala sendiri (on location). oleh sebab itu reportase juga dapat diidentifikasikan sebagai laporan pandangan mata (eye witness report) yaitu laporan yang disiarkan langsung saat peristiwa itu terjadi (as it happens).

Reportase bisa juga mengandung pengertian melaporkan suatu kejadian, tapi baru disiarkan kemudian dan kalau perlu sudah disusun kembali (delayed broadcast, after event broadcast) atua disiarkan setelah disuting kembali (re-edit) sekaligus ditambah dengan efek suara (sound effect).

Dilihat dari segi pemberitaan, pada hakekatnya reportase adalah sebuah berita. namun beritanya sangat panjang dan diberitakan pada waktu peristiwanya sedang berlangsung.

Sejarah reportase radio berawal pada tahun 1920-an saat peristiwa pemilihan umum di Amerika Serikat (presiden Harding – cox) karena peristiwa tersebut disiarkan langusung oleh radio WWJ Detroit dan KDKA Pitsburgh.

Disisi lain teknologi radio sendiri mulai berkembang sebagai media siaran umum setelah peristiwa tenggelamnya kapal pesiar Titanic tahun 1912 dimana pada saat itu menyiarkan penderitaan penumpangnya dan media siaran ini masih merupakan wireless telegraph. Pada tahun 1920 media tanpa kabel ini dikenal dengan sebuatan RADIO. (Olii Helena, Reportase Radio, hal.02, Gramedia, tahun 2006)

Proses Pencarian, Pembuatan, dan Editing Berita

Proses pembuatan berita di JTV pada prinsipnya tak banyak berbeda dengan proses yang berlangsung di banyak stasiun TV lain. Di JTV telah dibuat semacam prosedur operasional standar (SOP) dalam pembuatan berita, untuk menjaga kualitas berita yang dihasilkan oleh Divisi News.

Pertama, perlu diingat bahwa jantung operasional sebuah Divisi News adalah rapat redaksi. Rapat redaksi adalah kegiatan rutin, yang penting bagi pengembangan dan peningkatan kualitas tayangan berita dari stasiun TV bersangkutan.


Sasaran Rapat Redaksi:

1. Untuk mengkoordinasikan kebijakan redaksi dan liputan.

2. Untuk menjaga kelancaran komunikasi antar staf redaksi.

3. Untuk memecahkan masalah yang timbul sedini mungkin.

4. Untuk menghasilkan tayangan yang berkualitas.

Kebijakan tentang Rapat Redaksi:

1. Kepala Divisi News mengadakan rapat mingguan dengan seluruh producer, asisten producer, koordinator juru kamera dan koordinator presenter, untuk membahas rencana dan/atau masalah institusional yang berkaitan dengan liputan/redaksi/perusahaan.

2. Selain rapat mingguan yang dipimpin Kepala Divisi News, ada juga rapat mingguan yang dilakukan oleh sejumlah program mingguan yang ada (misalnya: Fenomena, Lacak, dan Jelajah). Rapat ini biasanya bertujuan untuk: mengkoordinasikan rencana dan gagasan liputan; mencari solusi atas masalah yang muncul; dan mengevaluasi tayangan dan hasil liputan minggu sebelumnya.

3. Selain rapat mingguan, ada rapat harian yang dilakukan oleh masing-masing program buletin (program berita harian, seperti: Reportase, Kriminal, Interogasi, Buka Mata, dan Jelang Siang). Tujuannya adalah untuk: mengkoordinasikan rencana dan gagasan liputan; menjaga kesinambungan materi liputan antar program pada hari itu; mengevaluasi tayangan dan hasil liputan hari itu; dan mencari solusi atas masalah yang muncul hari itu.

SOP dalam Pembuatan Item Berita:

Sasaran:

1. Untuk menyeragamkan kebijakan dan prosedur pembuatan berita dengan proses digital (tapeless editing), atau dengan Tape/Linear.

2. Untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan peralatan.

3. Untuk menghasilkan dan menayangkan berita yang berkualitas.

Kebijakan:

1. Setiap personel JTV News didorong untuk mengajukan ide/gagasan berita untuk dibahas dalam rapat redaksi.

2. Rapat perencanaan dilakukan setiap hari.

3. Para Producer terkait wajib hadir dalam rapat redaksi.

4. Seluruh proses pasca produksi dikerjakan melalui server.

5. Evaluasi harian dilakukan sekitar setengah jam setelah penayangan program berita.

6. Hasil evaluasi dituangkan dalam bentuk tertulis untuk bahan referensi Divisi News.

Prosedur (Digital/ Tapeless Editing):

1. Producer Program menghimpun gagasan berita yang didapat dari kru melalui riset, temuan lapangan, informasi, dan sebagainya, untuk dibahas dalam rapat redaksi.

2. Agenda berita, rundown, serta penugasan dibahas dalam rapat redaksi. Rapat juga dihadiri oleh reporter, juru kamera, periset, asisten produksi, dan koordinator peliputan.

3. Hasil rapat redaksi dituangkan dalam notulen. Rapat juga membuat lembar penugasan yang menjadi acuan Producer Program dan Koordinator Peliputan.

4. Producer Program dapat membuat TOR, yang akan menjadi panduan penugasan reporter, juru kamera, dan periset, serta memberikan TOR tersebut kepada tim yang bertugas.

5. Jika dibutuhkan grafis untuk mendukung tampilan berita yang ditayangkan, permohonan grafis, foto, dan animasi pendukung berita diajukan oleh Producer Program atau Associate Producer kepada Tim Grafis. Grafis yang dihasilkan oleh tim tersebut lalu dimasukkan ke dalam server.

6. Reporter dan juru kamera mengimplementasikan penugasan, dengan melakukan liputan di lapangan. Tim lapangan tersebut juga wajib mengembangkan dan memperkaya informasi. Periset membantu mengumpulkan data pendukung untuk diberikan kepada reporter.

7. Dalam perjalanan kembali ke studio, reporter dan juru kamera dapat mendiskusikan hasil liputan dengan Producer yang bersangkutan. Draft naskah dan shot list juga disiapkan.

8. Juru kamera memindahkan rekaman shot list ke dalam browsing server. Setelah itu –untuk kepentingan bank data-- ia juga wajib membuat log sheet dari semua hasil rekaman gambar yang dibuat. Kaset dan log sheet kemudian diserahkan kepada Perpustakaan.

9. Berdasarkan gambar dan grafis yang sudah tersedia dalam server, Reporter membuat skrip dan first edit.

10. Associate Producer dan Producer Program memeriksa dan memperbaiki first edit.

11. Reporter melakukan dubbing untuk narasi.

12. Dari craft editing server, Editor membuat final edit.

13. Dari item-item berita yang sudah masuk ke dalam server, Producer Program menyusun rundown akhir untuk keperluan tayang.

Dalam kasus adanya gangguan komputer atau server, ada juga SOP untuk pembuatan item berita dengan Tape/Linear. Dari segi sasaran dan kebijakan, tidak ada perbedaan prinsip dengan SOP pembuatan item berita Digital/Tapeless Editing. Perbedaannya hanya pada prosedur teknis pasca liputan lapangan.

Prosedur (dengan Tape/Linear):

1. Sesudah melakukan liputan di lapangan, Reporter dan juru kamera mendiskusikan hasil liputan dengan Producer Program atau Associate Producer yang bersangkutan. Keputusan akhir mengenai angle dan content ditentukan dalam rapat kecil tersebut.

2. Juru kamera wajib membuat log sheet/ shot list sekembali dari liputan. Log sheet dan kaset master diserahkan kepada reporter, untuk pembuatan naskah dan proses editing. Copy log sheet juga diberikan kepada Associate Producer.

3. Reporter menyerahkan naskah kasar (draft) kepada Associate Producer untuk diperiksa.

4. Associate Producer memeriksa kelengkapan laporan dan mengedit naskah. Jika diperlukan, Associate Producer dapat meminta grafis pendukung dari Tim Grafis dan menyerahkannya kepada Reporter.

5. Reporter membawa naskah yang sudah disetujui dan kaset master/ file/ grafis ke ruang edit, untuk memulai proses dubbing dan editing. Juru kamera mendampingi proses editing.

6. Kaset hasil editing diserahkan Reporter kepada Associate Producer.

7. Seusai proses editing, kaset master/ file/ grafis berikut log sheet dibawa editor ke Perpustakaan untuk dimasukkan ke dalam inventory.

8. Producer Program (atau biasanya dibantu Asisten Produksi) mengumpulkan dan memeriksa naskah serta kaset-kaset hasil editing dari Associate Producer, untuk dicocokkan dengan rundown final. Jika semua lengkap, rundown, naskah, dan kaset-kaset tersebut dibawa ke ruang Master Control dan Program Director. Copy rundown dan naskah juga diberikan kepada Anchor/Presenter.

Untuk menghasilkan tayangan berita yang baik, proses pembuatan berita itu harus didukung oleh sarana dan perlengkapan yang memadai. Sayangnya, justru itu yang menjadi kelemahan JTV saat ini. Sampai bulan Februari 2004, kondisi perlengkapan untuk Divisi News:
• Mesin editing Cut to Cut baru tersedia 25% dari kondisi ideal.

• Mesin editing Newsflash baru tersedia 60% dari kondisi ideal.

• Kamera untuk liputan Jakarta baru tersedia 80% dari kondisi ideal.

• Kamera untuk koresponden daerah baru tersedia 60% dari kondisi ideal.

• Kendaraan operasional untuk Jakarta masih amat terbatas (berebut dengan Divisi lain).

• Kendaraan operasional untuk koresponden daerah belum ada.

Untuk proses editing di stasiun JTV skemanya adalah sebagai berikut:

Edit --> Produser --> Voice Offer --> Tayang TV


By: Michelle Vania N

Read more...
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Bahasa Indonesia : Reportase


Pengertian Reportase
Reportase adalah kegiatan meliput, mengumpulkan fakta-fakta tentang berbagai unsur berita, dari berbagai sumber atau narasumber dan kemudian menuliskannya dalam bentuk berita atau produk jadi.

Proses pencarian berita atau reportase
Mencari informasi awal tentang kejadian yang dapat dijadikan berita
Informasi awal dapat diperoleh dari berbagai sumber. Media massa (koran harian, internet, radio, televisi) adalah salah satu sumber informasi yang terus mengalir tak pernah henti. Bisa pula dari berbagai sumber personal, seperti pimpinan lembaga, atau kolega (kenalan) yang bekerja untuk suatu perusahaan dan memiliki cukup informasi tentang perusahaan/ lembaga tersebut ataupun datang ke lokasi atau Tempat kejadian perkara dan meliput disana.


Proses pelaporan berita atau reportase
informasi yang didapatkan akan dikumpulkan untuk diolah menjadi berita. Informasi dapat berupa: keterangan tentang 5W+1H atau why(kenapa), what(apa), when(kapan), where(kapan), who(siapa) dan how(bagaimana)lalu foto-foto dokumentasi, , profil lembaga, pidato, pernyataan tertulis, komentar (wawancara) dua-tiga narasumber, dan kesaksian saksi mata.



Proses Editing
Jika berita telah jadi, hal terakhir adalah editing, baik isi maupun bahasanya. Editing isi berarti melihat dan mengoreksi adakah isi yang kurang, tidak relevan, kurang sesuai, belum menonjol, dan kurang menyeluruh. Dari bahasa, adakah kalimat yang belum sesuai, sudah sesuaikah antara judul, pembuka dan isi seluruh tubuhnya, sudah menggunakan bahasa dan ejaan baku atau belum, dan adakah salah-ketik yang mengganggu pembacaan berita.




By : Steven Chandra 11 Ips/11
Read more...
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
Konqueror

Konqueror adalah sebuah browser web untuk sistem operasi Linux berbasis KDE. Browser web ini adalah browser web standar pada Linux. Selain bisa digunakan unytuk menjelajah web, Konqueror ini juga dapat digunakan untuk menjelajah isi komputer dan juga bisa digunakan menjadi penampil dokumen universal. Selain mendukung fungsi standar itu, Konqueror juga mendukung tabbed browsing, shell, dan mendukung penampil identitas browser yang dapat diubah ke sejumlah besar nama browser, misalnya Mozilla Firefox, dan lain lain.



Konqueror logo.svg Konqueror Vibriel.jpg

http://id.wikipedia.org/wiki/Konqueror
by Evelyn Yunita G


Read more...
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
SeaMonkey

SeaMonkey atau lengkapnya Mozilla SeaMonkey adalah suatu internet suite, yang merupakan gabungan web browser untuk menjelajah internet, e-mail client untuk menerima dan mengirim e-mail, news client untuk menerima berita dan HTML editor untuk menyunting halaman-halaman website yang menggunakan html (hyper text mark-up language).

Dahulunya perangkat lunak ini bernama Mozilla Application Suite, yang merupakan pengembangan dari Netscape Navigator buatan Netscape Communications Corporation (yang sudah bubar).

SeaMonkey merupakan peranhkat lunak yang bersifat free software, open source, dan cross-platform. Dikembangkan secara bersama oleh suatu komunitas yang dipimpin oleh SeaMonkey Council (Dewan SeaMonkey).

Sejarah-->
Tanggal 10 Maret 2005, Mozilla Foundation (Yayasan Mozilla) mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengeluarkan versi resmi baru Mozilla Application Suite setelah versi 1.7.x, karena mereka akan lebih memfoukuskan diri pada pengembangan aplikasi-aplikasi internet yang terpisah yaitu Firefox dan Thunderbird. Akan tetapi, yayasan menegaskan bahwa mereka akan membantu menyediakan infrastruktur yang diperlukan oleh kelompok yang ingin melanjutkan pengembangannya. Artinya internet suite tersebut akan terus dikembangkan namun bkan lagi di bawah kendali Mozilla Foundation tetapi oleh SeaMonkey Council. SeaMonkey 1.0 dirilis tanggal 30 January, 2006.

SeaMonkey Council, dewan yang bertanggung jawab atas proyek ini, saat ini tediri dari Mark Banner, Christian Biesinger, Karsten Düsterloh, Robert Kaiser, Ian Neal, Neil Rashbrook, dan Andrew Schultz.

SeaMonkey icon SeaMonkey screenshot ubuntu.png


http://id.wikipedia.org/wiki/SeaMonkey
by Evelyn Yunita G
Read more...
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS